"Yang baik tidak bisa lepas dari keburukan dan yang buruk tetap punya kemungkinan menjadi baik"

- Masa lalu boleh kelam, namun masa depan tak boleh suram (V_2198)-

Selasa, 30 April 2013

Sepotong Episode di Taman Hati

Coretan Ervina Rahiem

Tak seharusnya aku selalu memikirkan dia. “Lihatlah! Telah seberapa banyak kamu luangkan waktu untuk
mendengarkan cerita-ceritanya yang tak penting? Telah berapa banyak kebaikan yang kamu telan darinya. Tapi ternyata kebaikan yang sama darinya pun diterima oleh orang lain, bahkan sahabatmu sendiri?”
“Ya, dia memang baik kepada siapa pun!”
“Dan telah berapa banyak gadis yang menyalah artikan kebaikannya? Sama sepertimu!” Kalila terus mencercaku dengan segudang argumennya tentang dia. Aku mengerti, mungkin dia telah bosan melihatku terus terombang-ambing oleh sikap laki-laki itu. Terkadang kegirangan, dan sesaat kemudian menangis.
“Vika, apa yang membuatmu tergila-gila pada laki-laki itu?” tanyanya tenang.
“Dia laki-laki yang sederhana,” jawabku singkat namun penuh makna.
“Hanya karena itu?”
“Ya, karena cintaku pun sederhana.” Aku terus saja membelanya, meskipun aku sadar, betapa kelembutannya telah melukiskan beberapa luka kecil di kanvas hatiku.
Siapa dia hingga membuatku menjadi rapuh seperti ini? Dia… dia sang pengejar mimpi. Dia tak pernah takut terhadap apapun. Dia… selalu semangat dan menyemangati. Dia… seorang yang bebas. Fariz namanya! Sang Penulis.
Aku mengenalnya di suatu senja, saat aku dan Kalila tengah asyik menikmati kesejukan senja di tepian sungai Martapura. Laki-laki itu datang menghampiri dan menyapa Kalila, kemudian mereka ngobrol begitu akrab. Kalila tak pernah mengenalkan aku padanya. Mereka terus saja bicara seputar kepenulisan yang sama sekali tidak aku mengerti. Ya! Mereka satu organisasi penulis yang entah apa itu namanya. Sekilas matanya menatap ke arahku yang hanya berdiam diri menikmati nyanyian sungai yang mengalun tenang. Kutangkap senyum tulusnya dan aku mengangguk hormat membalas senyumnya. Tak lebih dari satu menit aku menatapnya. Tak jua sepatah kata apapun, hanya seulas senyuman yang mengawali perkenalanku dengannya.

Senin, 29 April 2013

Dealova

Coretan Ervina Rahiem

Aku ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu
Aku ingin menjadi sesuatu yang mungkin bisa kau rindu
Karena langkah merapuh tanpa dirimu
Karena hati telah letih

Aku ingin menjadi sesuatu yang bisa selalu kau sentuh
Aku ingin kau tahu bahwa kuselalu memujamu
Tanpamu sepinya waktu merantai hati
Bayangmu seakan-akan...
Kau seperti nyanyian dalam hatiku
yang memanggil rinduku padamu
Seperti udara yang kuhela
Kau selalu ada...

Hanya dirimu yang bisa membuatku tenang
Tanpa dirimu aku merasa hilang dan sepi

Tak mampu aku mengungkapkan rasa yang ada, hanya sebait lirik ini yang mungkin mewakili. Dealova...

Special for Someone...

Rabu, 24 April 2013

Tik… Tok…

Coretan Ervina Rahiem

Apa yang mau kutulis kali ini?
Entahlah…
Sejak tadi, entah berapa lama,
aku hanya termangu di sini
di depan sehelai kertas putih berhias biru
dengan sebilah pena tergenggam manis dalam jemari yang siap untuk menari
Sedang bibir terus saja menggumam
Pikirku pun telah terbang jauh bersama angan
Tik…
Tok…
Ada namamu terucap di antara irama waktu
Tik…
Tok…
Ada bayangmu bermain bersama dimensi semu

Senin, 22 April 2013

Rasaku


Coretan : Ervina Rahiem

Ah, rasa.
Tak hentinya kau membuatku cemburu.
Tak bosannya kau buat kuterluka.
Tidakkah kau jenuh mendengar teriakku?
setiap waktu…
Tidakkah kau lelah melihat mataku yang membasah?
hampir di setiap aku tersentuh akan rasaku.
Akanmu...
Bukan aku tak pernah bermaksud untuk membunuh rasa ini.
Sekian mil, telah kucoba berlari tanpa menoleh ke belakang
berharap aku takkan pernah melihatmu lagi.
Sekian malam, telah kubenamkan diri dalam sunyi tanpa menatap sang bintang
berharap aku takkan menemukan skesta bayangmu lagi.
Sekian waktu, telah kubiarkan sepi merajai hati tanpa melihat senyummu,
tanpa mendengar suaramu,
berharap rinduku akan pergi seiring malam dan siang yang terus berganti.
Namun aku lupa,
ketika malam bergantikan pagi,
di suatu ketika sang rembulan pasti kembali dan mentari pun akan datang lagi

Sabtu, 20 April 2013

Kalau cinta katakan saja...


 Kalau cinta katakan saja...
Coretan : Ervina Rahiem

Salam Pena, (Loh?)
            Mumpung lagi rajin nulis, aku ingin menulis apa saja di blog cantikku ini. Ya, suka-suka gue lah, blog blog gue, tulisan juga tulisan gue, masalah buat eloooh?! Nggak suka? Ya udah, ke laut aja sono!
            Eh, jangaaaaann... karena udah terlanjur mampir di sini, nggak afdhol kalo nggak masuk dulu. Eh, maksudnya... lanjutin dulu bacanya, hehe. Oke... oke... ane ucapin syukron katsir deh atas kesediaannya melototin tulisan ane yang penting kagak penting ini ^_^ (Ini orang nggak konsisten banget sih, pake bahasa kok nyampur aduk kayak semen sama pasir aja! Eh?). Udah, udah... sekali lagi saya ingetin, kalo ini adalah coretan saya. Jadi terserah saya. Oke? Ente cukup duduk manis aja depan layar sambil mandangin tulisan gaje ini sembari dipikir-pikir, mau dikasih koment apaan ntar mahakarya super spesial ini ~_~
            Bae’ laaaahh... to the point aja deh. Cekidot...!
            Sebenarnya aku pengen nulis tentang seseorang. Ya, lagi-lagi tentang seseorang. Seseorang yang kadang-kadang masih suka terpikirkan olehku (Nah lho... ketauan deh!) Upss...! :D
            Jadi gini, Sob. Beberapa waktu aku gila-gilaan (lagi musim gila) sama sohibku nun jauh di seberang sana. Dia menyarankan aku buat mengungkapkan saja perihal perasaanku ke doi. Aiitsh... apaan coba? Perasaan apa? (Sok lupa, hihihi...). Setelah beberapa waktu menimbang, mengukur, dan meneliti (???) tiba-tiba muncul satu ide yang brilliant (menurutku) di otak kecilku. Apa hayooo...? hehe. Taraaaaaang...! Kasih tau nggak ya...? Nih aku kasih tau, simak yaa.... aku terpikir untuk mengirimkan surat pendek ke doi. (Hah!). Ya, nggak apa-apa kan kalo aku agak nekat sedikit? Daripada terus-terusan tersiksa begini. Iya nggak, Sob? Nah, lalu mulailah terpikirkan olehku tentang surat pendek tersebut. Seperti yang dipertanyakan juga oleh sohibku saat aku minta pendapatnya tentang ide brilliant (alias gila) ku, “isinya apa?”. Ya, sampai saat ini aku masih bingung memikirkan surat pendek apa yang akan aku kirimkan ke dia. Menurut sobat sekalian apa? Apa yang sebaiknya kukirim untuknya? Apakah Surat An-Naba, Surat Al-Buruj, Surat Ath-Thariq, Surat Asy-Syam, Al-Lail, Al-Fajr, Adh-Dhuha, Al-Bayyinah, atau mungkin Surat Al-Fatihah aja kali yaa? Hehe... ditunggu sarannya ya, Sob.

Salam perdamaian. Peaaaaace...! ^_^v


Banjar Indah Permai, April 2013

Jumat, 19 April 2013

Muhasabah cinta


Muhasabah Cinta
Coretan : Ervina Rahiem

Muhasabah cinta, mungkin kawan-kawan sudah tak asing dengan lagu nasyid yang satu ini. Ya, nasyid milik edcoustic ini memang enak banget didengar. Apalagi di saat kita sedang merenungi betapa besarnya nikmat yang telah Allah kepada kita, terutama nikmat kesehatan.
Oke Sob, aku bukan ingin membahas tentang lagu ini di sini. Aku hanya ingin menuliskan tentang lagu favoritku, salah satunya ya Muhasabah Cinta ini. Pertama kali aku dengar lagu ini, aku sudah jatuh cinta pada lagu mellow ini. Perkenalanku dengan lagu ini, dimulai saat aku mengikuti seminar kepenulisan di Banjarbaru tahun 2011 silam. Saat itu, lagu yang dibawakan oleh tim nasyid dalam mengisi acara hiburan bukan Muhasabah Cinta ini, Sob. Tapi, Nantikanku di Batas Waktu (masih miliknya Edcoustic juga ^_^). Waktu itu, aku masih terbilang baru melangkahkan kaki di jalur “hijrah”. Karena senang sangadh dengan lagu Nantikanku di Batas Waktu, mulailah aku berplesiran mencari lagu-lagu nasyid yang lainnya dan berjumpalah dengan si Muhasabah Cinta ini. Sumpah, Sob. Lagunya adem banget! Dari awal aku ngedengerinnya sampe sekarang, asli ga pernah bosan. Dan liriknya yang meresap mpe ke ulu hati nih, Sob, selalu mampu memaksaku untuk menjatuhkan bulir bening dari mata indahku (Ah, mulai lebay. Eitss... tapi ini enelan lho. Cumpaaah! ^__^). Kamu ga percaya? Coba deh download lagunya, trus kamu resapi deh liriknya. Menyentuh bangeeettss...

Rabu, 17 April 2013

Cinta Sang Murabbi


Cinta Sang Murabbi
Oleh : Ervina Rahiem

“Assalamu’alaikum…,” sapaku pada Kak Amanda yang tengah sibuk dengan ponselnya di kamar.
“Wa’alaikum salam… Hei, An, sudah pulang kamu? tumben cepat?” celoteh Kak Amanda sambil terus sibuk memelototin layar ponselnya.
“Hari ini enggak jadi liqo, murabbiku tiba-tiba sakit,” ucapku tak bersemangat.
“Oh, ya sakit apa dia?”
“Katanya sih, maagnya kambuh.” Kak Amanda hanya manggut-manggut mendengar jawabanku barusan.
“Senang banget, Kak. Sedang SMS siapa sih?”
“Siapa lagi?” Kak Amanda tersipu mencoba menyembunyikan rona merah di pipinya.
“Kakak sedang SMS-an sama Kak Fatih?” selidikku.
“Yupz! tepat sekali! Dia itu sangat menyenangkan ya, An?” nampak sekali raut kebahagiaan terpancar dari wajah manisnya yang putih mulus.
“Astaghfirullah, Kakak! Kak Fatih itu sedang halaqoh, Kak. Jangan diganggu dong!” tegurku pada kakakku yang sepertinya sedang terserang wabah virus merah jambu itu.
Kak Fatih adalah murabbi kelompok liqo ikhwan di sekolahku. Dia juga seorang aktifis rohis di kampusnya yang tak jauh dari sekolahku, karena itulah dia beserta teman-temannya berinisiatif membina kelompok keagamaan di sekolahku.

Senin, 15 April 2013

Buku Kedua dan Ketiga


Baiklah, beranjak ke buku kedua dan ketigaku. Aku lupa kapan tepatnya buku ini mulai beredar, yang jelas masih di tahun 2012. Tahun itu, seolah adalah tahun kejayaan di bidang kepenulisan. Hehe… di tahun itulah aku begitu gencar mengikuti grup kepenulisan di dunia maya (Sebut saja : Facebook ^_^). Setelah Komunitas Penakita, aku pun merambah grup Prokuma (Proyek Buku Bersama). Berbeda dengan grup sebelumnya, anggota di Prokuma sebagian besar adalah anggota Forum Lingkar Pena yang tersebar di berbagai cabang (walaupun ada juga yang bukan anggota FLP). Di Prokuma aku mencoba ikut bermain dalam disc 2 dan 4. Sedikit aneh memang kedengarannya. Ya, Prokuma ini terbagi beberapa Disc, yang artinya setiap tulisan menyesuaikan dengan tema buku yang akan terbit. Nah, setiap buku yang terbit inilah yang kemudian disebut dengan disc (Ada disc 1, disc 2, disc 3, dan seterusnya *ga terbatas*)
Oke, let’s go… langsung aja simak yaa…! ~_~

Ini Buku keduaku >>

ISBN : 978-602-225-468-3
Terbit : Juli 2012
Halaman : 250, BW : 250, Warna : 0
Harga : Rp. 49.600,00

Deskripsi :
Buku ini adalah karya anak-anak PROKUMA Disc 2. Mengisahkan beraneka ragam cerita pendek dengan kapasitas dan kekhasan masing-masing penulis dalam menyampaikannya.
Cinta… Ya, kebanyakan tentang cinta. Bagaimana seharusnya agar cinta itu tidak tertukar dengan yang lain. Cinta nomor satu yang seharusnya kita berikan hanya untuk Allah, tidak untuk yang lain. Tidak boleh tertukar dengan makhluk-Nya yang belum pantas untuk dicintai. 21 penulis berkolaborasi memahat kata cinta di buku ini. Spesial diberikan untuk para pembaca sekalian yang ingin mengetahui cara bertukaran cinta yang asyik dan menyenangkan.

Jumat, 12 April 2013

Buku Pertamaku-Episode Luka

Assalamu’alaykum,..
Lama tak jumpa, kawan. Ya, sudah lama sekali blog ini sepi bak rumah tanpa penghuni. (angker dong? ^_^).
Bukannya tidak nyadar. bahkan aku sendiri pun bosan setiap kali mengunjungi halaman blog-ku sendiri. Yach, postingan terakhir itu lagi, itu lagi. Apalagi begitu menyimak, melihat, dan memperhatikan dengan seksama tanggal postingnya, 30 April 2012?! Aduuuhh… malu banget deh! (>_<). #Serasa pengen nyari gentong guedeee, terus sembunyi deh di sana (Sekalian tidur. Eh? ~_~v). Oke, Lanjut…! Ya itulah teman, dalam satu belakangan ini, entah kenapa virus hampir mematikan yang bernama M.4.L.A.5 itu betah banget hinggap di diriku. #Olala… Gaswat! Bukan pula tak pernah terpikir untuk kembali aktif menulis di blog tersayang en satu-satunya ini, tapi ya itu tadi. Penyakit malas kembali menggerogoti setiap aku sudah bersiap untuk kembali mengisi blog-ku yang cantik ini (Menurutku!). Bae’ laaah, intermezonya cukup sampai di sini.