"Yang baik tidak bisa lepas dari keburukan dan yang buruk tetap punya kemungkinan menjadi baik"

- Masa lalu boleh kelam, namun masa depan tak boleh suram (V_2198)-

Sabtu, 29 Maret 2014

Aku dan Penulis Cilik



 Jum’at, 28 Maret 2014 pukul 14.45 seperti biasa aku mengisi ekskul Penulis Cilik di SDIT Ukhuwah Banjarmasin. Sebelumnya aku membaca ulang tulisan anak-anak yang memang setiap pekan kutagih kepada mereka untuk mengumpulkannya. Sementara di kelas, aku lebih banyak mendengar celoteh anak-anak. Kadang mereka bercerita tentang serunya hari-hari mereka di sekolah, ada juga yang menyampaikan tantangan-tantangan yang mereka hadapi selama proses menulis. Ada yang malas karena sudah kadung capek dengan tugas sekolah, ada yang kesulitan mengembangkan ide, ada juga yang kesulitan menulis karena tidak mendapat pinjaman laptop dari orangtuanya. ^_^
Bosan. Ya, itu kadang kurasakan dalam aktifitas ini. Tak dipungkiri bahwa sesekali aku pun menemui anak-anak yang asyik sendiri dengan aktifitasnya masing-masing. Ada yang mengusili temannya, ada yang coret-coret papan tulis, ada juga yang tetap asyik menulis cerita di tengah gangguan teman-temannya yang berrebut ingin membaca tulisannya yang belum selesai. Ah, dunia anak-anak memang unik dan sangat menyenangkan pastinya. Kali ini aku berpikir keras bagaimana caranya membuat anak-anak bisa kembali fokus pada ekskul penulis cilik ini. Akhirnya aku memilih memotong kertas menjadi beberapa bagian kecil lalu pada masing-masing potongan kertas itu kutuliskan satu kata yang berbeda-beda pada tiap kertasnya. Tujuannya, aku ingin kembali mengembangkan imajinasi anak-anak dengan satu kata yang mereka temukan.
Jam 14.45 aku tiba di SDIT Ukhuwah. Setelah memarkir motor dan melepas jaket yang basah kuyup pasca kehujanan, aku segera menuju kantor guru untuk membubuhkan tandatanganku pada daftar hadir pelatih ekskul dan mengambil daftar hadir peserta ekskul penulis cilik. Kemudian aku langsung menuju ruang kelas 1C tempat di mana aku dan anak-anak berkumpul untuk merangkai cerita. Di sana, 7 orang anak sudah menungguku dengan setia. Hanya 7 orang? Harusnya mereka bersepuluh, tapi yang tiga absen. Pada awal ekskul, jumlah peserta mencapai 18 orang. Tetapi aku gagal merangkul dan membuat mereka menyenangi aktifitas menulis. Akhirnya mereka pun berbaur dengan ekskul lain seperti Puisi, Drumband, Drama, Sains dan lainnya. Begitu memasuki ruang ekskul, aku langsung disambut dengan beberapa karya tulisan anak-anak yang aku tugaskan sebelumnya. Ada juga yang menyambutku dengan berbagai cerita dan pengalamannya baik di rumah maupun di sekolah selama satu pekan ini. Kemudian kami menyatu dalam satu lingkaran dan aku pun mengeluarkan beberapa gulungan kertas kecil yang sudah aku persiapkan dan disambut antusias oleh mereka. Tak perlu menjelaskan panjang lebar mereka sudah mengerti maksudku. Ya, mereka diharuskan menulis cerita dengan kata kunci yang ada pada kertas di tangan mereka masing-masing. Ada yang menyambut girang karena langsung menemukan ide, ada juga yang cemas karena bingung apa yang harus dituliskan. Dan aku tetap percaya bahwa mereka pasti bisa menyelesaikan tulisannya dengan baik. Dalam sekejap anak-anak itu langsung berbaur mencari posisi yang nyaman untuk menulis.
Waktu sudah menunjukkan pukul 14.40. Ini lebih lama dari biasanya. Harusnya ekskul sudah selesai pukul 14.30, tapi kali ini anak-anak tetap kekeuh ingin menyelesaikan cerita mereka. Athaya yang mendapat kata “meja” untuk tema tulisannya, mengumpulkan tulisan lebih cepat dari teman-temannya. Padahal di awal anak ini merengek minta ganti tema karena tak tau apa yang harus dilakukannya dengan “meja” tersebut. Pengumpulan karya disusul oleh Alin yang terlambat masuk ke ruang ekskul dan mendapat “langit” untuk 2 tulisannya. Lalu Hana, si ceriwis yang konyol dan lucu berhasil menyelesaikan ceritanya tentang “pohon” dengan ide yang “wah”. Anak ini imajinasinya memang cukup “unik” dibanding yang lainnya. Kemudian menyusul Rojwaa mengumpulkan tulisannya tentang “taman”, lalu Lu’lu dengan “awan”nya, Aisy dengan “guru”nya dan terakhir Salma dengan “anak-anak”nya. Hasilnya, inilah tulisan-tulisan istimewa karya Penulis Cilik SDIT Ukhuwah Banjarmasin,