"Yang baik tidak bisa lepas dari keburukan dan yang buruk tetap punya kemungkinan menjadi baik"

- Masa lalu boleh kelam, namun masa depan tak boleh suram (V_2198)-

Rabu, 20 Februari 2013

Moment Cinta dalam Jalinan Ukhuwah FLP

Moment Cinta dalam Jalinan Ukhuwah FLP
Oleh : Ervina Rahiem

Minggu, 17 Februari 2013. Aku mengikuti workshop kepenulisan yang digelar kawan-kawan FLP Banjarbaru kerjasama Penerbit Elex Media Komputindo, menghadirkan dua penulis asal Banjarbaru yang malang melintang di dunia kepenulisan, Pak Ersis Warmansyah Abbas dan Mbak Nurul Asmayani.
Awalnya aku ragu ikut kegiatan ini, entah kenapa. Padahal biasanya, jika ada seminar kepenulisan semaca ini aku paling semangat untuk mengikutinya. Pun dengan acara ini, tadinya aku sudah mendaftarkan diri ke pihak panitia di awal publikasi. Tapi semakin dekat dengan waktu pelaksanaan, semangatku semakin ciut. Sekali lagi, ada hal yang membuatku merasa berat yang aku sendiri tak tau itu apa. Tapi semakin mendekati hari H, kawan-kawan panitia yang memang aku sudah cukup akrab dengan mereka mempertanyakan kehadiranku. Hal inilah yang kemudian menjadi pertimbanganku, dan aku pun memutuskan untuk pergi.
Jam 7 Pagi, aku sudah siap dengan segala perlengkapanku sembari menunggu dua orang anggota FLP Banjarmasin lainnya untuk berangkat bareng. Ups, tantangan pertama mulai datang di saat temanku sudah menunggu di tempat yang kami janjikan motorku dibawa kakakku pergi ke depan komplek untuk suatu keperluan. Ya sudahlah, daripada mereka lama menunggu, kusuruh saja mereka pergi duluan dan kami berjanji untuk bertemu di TKP. Jam 8 kurang 15 menit, motorku datang. Dengan membawa misi ukhuwah sekaligus promosi acara Seminar+Workshop kepenulisan FLP Banjarmasin, aku segera berangkat mengingat acara akan dimulai jam 8 pagi. Det dredet… Ups! Motorku mati! Habis bensin rupanya. Ckck. Terpaksa jalan kaki deh. (Hitung-hitung olahraga ^_^). Untungnya ada penjual bensin eceran yang sudah buka, jadi aku tak harus terlalu jauh menyeret motor.
Jam 8 kurang 10 menit, (Serasa pengen nangis, hiks) aku memacu motorku dengan kecepatan 100 km/jam. Untungnya jalanan pagi itu masih sunyi, jadi aku bisa melenggang bebas. Perjalanan yang biasanya kutempuh selama satu jam itu akhirnya kupersingkat menjadi 30 menit, hehe. Dan Alhamdulillah perjuanganku tak sia-sia. Banyak hal yang aku dapatkan di sana selain ilmu kepenulisan. Ya, aku mendapatkan sahabat fillah lebih banyak lagi, dan ukhuwah di antara kami semakin terekat erat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Syukron sudah meninggalkan pesan di blog ini. ^_^