Assalamu’alaykum,..
Lama tak jumpa, kawan. Ya, sudah lama sekali blog ini sepi bak rumah tanpa penghuni. (angker dong? ^_^).Bukannya tidak nyadar. bahkan aku sendiri pun bosan setiap kali mengunjungi halaman blog-ku sendiri. Yach, postingan terakhir itu lagi, itu lagi. Apalagi begitu menyimak, melihat, dan memperhatikan dengan seksama tanggal postingnya, 30 April 2012?! Aduuuhh… malu banget deh! (>_<). #Serasa pengen nyari gentong guedeee, terus sembunyi deh di sana (Sekalian tidur. Eh? ~_~v). Oke, Lanjut…! Ya itulah teman, dalam satu belakangan ini, entah kenapa virus hampir mematikan yang bernama M.4.L.A.5 itu betah banget hinggap di diriku. #Olala… Gaswat! Bukan pula tak pernah terpikir untuk kembali aktif menulis di blog tersayang en satu-satunya ini, tapi ya itu tadi. Penyakit malas kembali menggerogoti setiap aku sudah bersiap untuk kembali mengisi blog-ku yang cantik ini (Menurutku!). Bae’ laaah, intermezonya cukup sampai di sini.
Itu tadi hanya sekilas curhat alias pembelaan diriku terhadap kemalasan yang membuat blog manis ini terlantar sekian lama di pulau tak berpenghuni. Cukup! Langsung aja, kali ini aku menulis tentang buku pertamaku yang harusnya kutulis sejak setahun yang lalu. Ya, setahun lalu sejak mulai gencar menekuni hobiku di bidang kepenulisan. Setelah bergabung dengan Forum Lingkar Pena (FLP) Banjarmasin, aku mengenal begitu banyak orang-orang hebat di dunia kepenulisan. Nah, salah seorang penulis yang juga (bisa dibilang) sastrawan kalsel, yang jugaaa… salah satu anggota FLP Banjarmasin, berbaik hati mengajak aku bergabung dengan grup kepenulisan yang baru saja dibentuk oleh Pak Aliansyah Jumbawuya yang bernama “Komunitas Pena Kita”. Di grup ini, hobi menulisku semakin menggila, karena di dalam grup inilah aku banyak belajar tanpa rasa malu tentang kepenulisan. Dan tak perlu menunggu waktu lama (hanya beberapa bulan) cerpenku yang berjudul “Sang Penulis” pun terbit dalam satu buku yang berjudul “Episode Luka” bersama beberapa penulis lainnya. Yang paling menyenangkan bagiku adalah buku perdana ini mulai beredar tepat di hari ulang tahun ayahku di tanggal 3 Maret 2012. Dan aku pun dengan bangga mengatakan : Buku Pertamaku, kupersembahkan untuk ayahku. Selamat Ulang Tahun, Ayah… ^_^
Lama tak jumpa, kawan. Ya, sudah lama sekali blog ini sepi bak rumah tanpa penghuni. (angker dong? ^_^).Bukannya tidak nyadar. bahkan aku sendiri pun bosan setiap kali mengunjungi halaman blog-ku sendiri. Yach, postingan terakhir itu lagi, itu lagi. Apalagi begitu menyimak, melihat, dan memperhatikan dengan seksama tanggal postingnya, 30 April 2012?! Aduuuhh… malu banget deh! (>_<). #Serasa pengen nyari gentong guedeee, terus sembunyi deh di sana (Sekalian tidur. Eh? ~_~v). Oke, Lanjut…! Ya itulah teman, dalam satu belakangan ini, entah kenapa virus hampir mematikan yang bernama M.4.L.A.5 itu betah banget hinggap di diriku. #Olala… Gaswat! Bukan pula tak pernah terpikir untuk kembali aktif menulis di blog tersayang en satu-satunya ini, tapi ya itu tadi. Penyakit malas kembali menggerogoti setiap aku sudah bersiap untuk kembali mengisi blog-ku yang cantik ini (Menurutku!). Bae’ laaah, intermezonya cukup sampai di sini.
Itu tadi hanya sekilas curhat alias pembelaan diriku terhadap kemalasan yang membuat blog manis ini terlantar sekian lama di pulau tak berpenghuni. Cukup! Langsung aja, kali ini aku menulis tentang buku pertamaku yang harusnya kutulis sejak setahun yang lalu. Ya, setahun lalu sejak mulai gencar menekuni hobiku di bidang kepenulisan. Setelah bergabung dengan Forum Lingkar Pena (FLP) Banjarmasin, aku mengenal begitu banyak orang-orang hebat di dunia kepenulisan. Nah, salah seorang penulis yang juga (bisa dibilang) sastrawan kalsel, yang jugaaa… salah satu anggota FLP Banjarmasin, berbaik hati mengajak aku bergabung dengan grup kepenulisan yang baru saja dibentuk oleh Pak Aliansyah Jumbawuya yang bernama “Komunitas Pena Kita”. Di grup ini, hobi menulisku semakin menggila, karena di dalam grup inilah aku banyak belajar tanpa rasa malu tentang kepenulisan. Dan tak perlu menunggu waktu lama (hanya beberapa bulan) cerpenku yang berjudul “Sang Penulis” pun terbit dalam satu buku yang berjudul “Episode Luka” bersama beberapa penulis lainnya. Yang paling menyenangkan bagiku adalah buku perdana ini mulai beredar tepat di hari ulang tahun ayahku di tanggal 3 Maret 2012. Dan aku pun dengan bangga mengatakan : Buku Pertamaku, kupersembahkan untuk ayahku. Selamat Ulang Tahun, Ayah… ^_^
Judul: Episode Luka
Kategori: Kumpulan Cerpen
Penulis: Komunitas Penakita (Aliansyah Jumbawuya, Zian Armie Wahyufi, Khoiriyyah Azzahro, Rahmada Devi, Hidayah, Martha Krisna, Isfiyatul Hkoiroh, Ervina Rahiem, Noor Hafizah Uhdiyati, Fajriah Amini, Jalindarussari, Ninin Susanti, M. Fadhilah Arsyad)
Penerbit: Komunitas Penakita
ISBN:
Tebal: xii + 136 halaman
Ukuran: 13 x 20 cm
Harga: Rp. 29.000,-
Kategori: Kumpulan Cerpen
Penulis: Komunitas Penakita (Aliansyah Jumbawuya, Zian Armie Wahyufi, Khoiriyyah Azzahro, Rahmada Devi, Hidayah, Martha Krisna, Isfiyatul Hkoiroh, Ervina Rahiem, Noor Hafizah Uhdiyati, Fajriah Amini, Jalindarussari, Ninin Susanti, M. Fadhilah Arsyad)
Penerbit: Komunitas Penakita
ISBN:
Tebal: xii + 136 halaman
Ukuran: 13 x 20 cm
Harga: Rp. 29.000,-
Sinopsis:
Ini adalah hari kelima aku di sini. Tiga hari
lagi, terompet tahun baru akan berkumandang. Entah mengapa, dua minggu lalu aku
memutuskan untuk membeli tiket pesawat tunggal dari Indonesia demi menghabiskan
akhir tahun di negeri Napoleon Bonaparte ini.
Awalnya, suami dan anak-anakku tak mengizinkan.
Namun, mereka takkan sanggup menghalangiku untuk mengunjungi tanah kelahiranku.
Udara dingin subuh hari memaksaku untuk menarik
reusleting jaket lebih rapat lagi. Kuraih Chateau Rouge di sudut rak. Sambil
menikmati cappucino hangat di sofa ruang terindah apartemen tua ini, kubuka
lembar demi lembar buku karanganku sendiri itu. Kisah dongeng anak tentang
Menara Babel yang ditulis pada 1985 itu membawaku pada memori masa kecil. Kala
sebuah episode luka tercipta dalam hidupku.
Endorsement:
"Kumpulan cerpen ini membuktikan bahwa
sebuah komunitas bisa menjadi tungku kreativitas dan motivasi bagi
penulis-penulis yang memberikan harapan terhadap perkembangan sastra ke
depan."
– Sandi Firly, redaktur Sastra SKH Media
Kalimantan
"Kabar
baiknya adalah upaya mendokumentasikan karya sastra di Kalsel sudah mulai
membaik. Kabar buruknya, terlalu sedikit orang-orang di luar sana yang membantu
upaya mengabadikan karya sastra. Buku ini mewakili kedua hal di atas. Saat
membaca isi buku ini, diperlukan keberanian untuk menerima dua kabar tersebut.
Cengengnya, tidak semua orang berani menerima dua kabar sekaligus dalam waktu
bersamaan. Silakan buktikan!” -Harie Insani
Putra, cerpenis.
Catatan di kotak inspirasi
03 Maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Syukron sudah meninggalkan pesan di blog ini. ^_^