Cahaya
Cinta Sang Pemilik Cinta
Coretan : Ervina Rahiem
Ini kisahku tentang dia. Ah, dia. Dia itu siapa? Yang jelas, dia itu bukan siapa-siapa, bagi kalian. Dan dia pun tak berarti apa-apa, juga bagi kalian. Hehe... ^_^
Tapi
bagiku berbeda. Sejujurnya aku pun tak mengerti seberapa berarti dia bagiku. Tapi
jelas dia tak lebih berarti dari kedua orangtuaku. Ya, karena dia bukan siapa-siapa,
untuk saat ini ~_~
Lalu? Dia, dia adalah seorang yang aku kagumi sejak pertama aku
melihatnya. Entah apa yang membuatku selalu terpikir akannya sejak pertemuan
pertama itu. Ah, nampaknya api cinta telah membakar hatiku lewat pandangan yang
tak terjaga saat itu. Whaaatt?!
Cinta?! Tidak! Aku tak pantas mengatakan ini sebagai cinta. Selain karena rasa
itu belum halal untukku. Aku pun tak pernah mengerti perasaan macam apa yang
menggerogoti hatiku ini. Yang jelas, dia itu teman yang lebih dari sahabat. Dan dia adalah sahabat yang lebih dari saudara. *Ah ribet! :D
Baiklah, kuceritakan saja awal perkenalanku dengannya. Aku tau
namanya sudah sejak lama. Dari seorang temanku yang kebetulan satu kampus
dengannya. Lalu di suatu kesempatan yang tanpa disengaja aku bertemu dengannya,
saat itu tanpa perkenalan. Aku hanya duduk manis membiarkan dia ngobrol dengan
temanku itu. Aku tak bermaksud menangkap obrolan mereka. Pun tak terbesit
keinginan untukku memperhatikan gerak-geriknya. Intinya, masa bodoh! Walaupun
sebenarnya, tanpa kusadari saat pertama melihatnya sebelumnya, ada desir yang tak kumengerti menyapa hatiku. Dan di sela obrolan itu... sekilas kulempar pandang ke arahnya. Dia menangkap tatapanku dengan senyum sekenanya. Takjim aku
membalas senyuman itu. Sopan, sederhana, dan bersahaja. Itu kesan yang
kutangkap pertama kali darinya. Dan, pstt... desir aneh itu kembali
menyapaku lembut. Beberapa minggu kemudian, aku baru berkenalan dengannya lewat maya.
Dan di sini awal kisahku, kisah tentang sebuah perjalanan penting
dalam hidupku. Sejak mengenalnya, keadaan hatiku berubah 360 derajat. Darinya
aku mendapat jawaban hatiku yang rindu akan Rabb-ku. Entah bagaimana caranya,
banyak nasihat darinya yang begitu ringan untuk kuturuti hingga akhirnya aku
menemukan kembali cahaya cinta-Nya yang telah lama hilang dari hatiku. Bahkan
lebih dari itu. Dia bagiku, bak sebuah pintu yang membawaku pulang. Aku yang
sekarang, sangat jelas bukanlah aku yang dulu. Dan itu semua, tak lepas dari
kesabarannya dalam membimbingku hingga hatiku menjadi lembut dan dapat
menyambut cahaya cinta Rabb-ku.
Cintakah aku padanya? Aku tak tau. Apa yang terjalin antara aku
dengannya, tak pernah kuartikan lebih. Bagiku itu hanyalah sebatas pertemanan
biasa. Aku tak pernah menganggap nasihat-nasihat yang dia berikan dengan tulus
itu sebagai sebuah perhatian khusus. Aku menerima semuanya dengan ikhlas, insya
Allah karena-Nya.
Lalu, perasaan apa ini? Entahlah... biarkan waktu yang kan
menjawabnya.
Yaa Allah... Yaa Rahman... Yaa Rahim...
Yaa Aziz... Yaa Lathif...
Ya Allah, fitrah rasa yang Kau hujamkan di
hatiku ini,
adalah anugerah dan ujian untukku.
Jauhkan aku dari segala keraguan
dan kekhawatiran terhadap ini semua.
Ya Allah... kutitipkan dia padaMu,
untuk urusan dunia dan akhiratku.
Jaga dia Yaa Rabb...
hingga tiba waktu Kau ridha padaku...
Banjar Indah Permai, Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Syukron sudah meninggalkan pesan di blog ini. ^_^