Flash back...
Kala itu, di hari pertama aku mengikuti halaqoh. Murobiyah pertamaku menyampaikan rangkaian agenda halaqoh yang mana salah satunya adalah tilawah secara bergiliran. Kala itu pula, aku melihat Murobiyahku itu membawa alqur’an kecil (seukuran alqur’anku yang ada di foto) dan aku pun terinspirasi untuk memilikinya juga mengingat alqur’anku di rumah sudah mulai rusak lembarannya. Lagi pula, aku belum punya alqur’an terjemah. Jadilah si cokelat imut itu kubeli pada pekan berikutnya sebelum aku berangkat halaqoh (yang waktu itu jadwalnya Ahad pagi jam 9) di sebuah toko buku. Alqur’anku ini dilengkapi asbabun nuzul, intisari ayat, dan hadits. Dengan membacanya setiap hari dan mencoba untuk mentadaburinya secara perlahan, aku jadi tau banyak hal. Selain itu aku juga menemukan begitu banyak kalimat indah di