"Yang baik tidak bisa lepas dari keburukan dan yang buruk tetap punya kemungkinan menjadi baik"

- Masa lalu boleh kelam, namun masa depan tak boleh suram (V_2198)-

Rabu, 01 Januari 2014

Untukmu FLP. Aku akan terus berbakti dengan karya yang berarti

Rasanya baru beberapa hari yang lalu aku menapakkan jejak memasuki sebuah gerbang bertuliskan FLP.

15 Mei 2011
Aku yang memang hobi menulis sejak lama, hari itu berangkat pagi-pagi sekali dari rumah menuju aula Saraba Sanggam, ex. Dekranasda Provinsi Kalsel untuk mengikuti acara seminar kepenulisan yang digelar oleh FLP Kalsel. Usai acara, aku pun memutuskan untuk bergabung dengan organisasi terbesar di Indonesia bahkan di dunia tersebut (cek di sini). Aku yang saat itu tak mengerti apapun tentang FLP, benar-benar merasa seperti seorang pengembara yang tersesat di kegelapan malam. Namun akhirnya perlahan cahaya itu mulai menghampiri. Sedikit demi sedikit aku mulai memahami tentang FLP. Lalu kemudian aku mulai merasakan suatu ikatan yang sangat kuat antara aku dan FLP. Hingga akhirnya akupun menjatuhkan cintaku pada organisasi yang telah menciptakan sebuah titik balik yang luar biasa di kehidupanku.
Aku mulai melakukan apa saja untuk FLP, demi FLP.

Januari 2012
Dengan amanah sebagai staf sekretaris, aku mulai memantapkan perjuanganku bersama kawan-kawan pengurus di periode 2012-2014. Rupanya kecintaanku yang 'gila' terhadap FLP mendorongku untuk membaktikan diri seutuhnya pada organisasi yang luar biasa ini.


28 Desember 2013
Detik-detik Musyawarah Cabang FLP Banjarmasin...
"Vin, kalo kamu yang pegang kemudi FLP Banjarmasin, Insya Allah siap aja, kan?" Hampir tengah malam, ketika aku sudah sedikit tenang karena merasa sudah selesai mempersiapkan segala sesuatu untuk muscab esok hari. Sms dari pengurus kaderisasi yang sekarang sudah menjadi pengurus Wilayah dan juga merupakan anggota senior di FLP Banjarmasin tiba-tiba menaikkan aliran darahku ke ubun-ubun. Seketika kepalaku terasa panas.

"Aduh, saya inginnya tetap Kak Panji (ketua periode 2012-2014) yang pegang, Kak. Dan saya tetap berada di belakangnya (sebagai sekretaris maksudnya ^_^).

"Sudah saatnya FLP Banjarmasin di pimpin oleh orang Banjarmasin itu sendiri. Selain itu, harus ada regenerasi kepemimpinan," Aku kalut. Seketika saja otakku berputar-putar. Aku bingung harus bagaimana? Aku ingin menolak, tapi.... tapi... dan tapi.

"Ukh, anti 'jagain' FLP Banjarmasin ya," SMS Murobiyyahku yang merupakan salah satu pendiri FLP Banjarmasin dan juga mantan ketua wilayah FLP Kalsel.

"Saya titip wilayah, ya?" bisik Mba Intan ketika aku berpamitan dengan beliau ketika mau pulang Munas September lalu.

Tiba-tiba saja ucapan kedua orang yang begitu aku kagumi itu begitu mengiang-ngiang di telingaku. Ah, sudah lah. Aku berharap akan ada keajaiban esok hari. Aku pun tidur tanpa ingin memikirkan hal itu ^_^

Ahad, 29 Desember 2013.
Di bawah kubah Masjid Raya Sabilal Muhtadin, disaksikan pepohona rindang yang mengirimkan belaian lembut angin nan sejuk. Disaksikan sekawanan burung yang berkicau riang. Tongkat estafet kepemimpinan FLP Cabang Banjarmasin periode 2014-2016 diserahkan ke pundakku.
"Sebuah amanah adalah kesempatan bagi kita untuk terus belajar," ungkap Bunda Sinta Yudisia sesaat setelah beliau terpilih sebagai Ketua Umum FLP periode 2013-2017.


"Mengemban amanah di FLP berarti harus siap berkorban, siap berjuang, siap berlelehan keringat dan air mata... tapi, pahala yang berlimpah akan menanti kita kelak di akhirat," pesan Mbak Afifah Afra di komentar catatanku.

Baiklah, aku akan terus belajar. Aku takkan memulai langkah baru, kawan. Aku hanya akan meneruskan perjuangan kita. Semangat Berbakti, Berkarya, Berarti.

Go FLP!






Notes :
"Redaksi SMS sudah diedit ke dalam bahasa Indonesia. Versi aslinya menggunakan bahasa daerah 'Banjar' ^_^"

1 komentar:

Syukron sudah meninggalkan pesan di blog ini. ^_^